No menu items!

Harga Minyak Terus Naik ke US$118, Produsen Besar Gagal Kerek Produksi

Must Read

Reli harga minyak berlanjut untuk hari ketiga berturut-turut pada hari ini, Rabu (29/6) dibayangi ketidakmampuan negara produsen besar seperti Arab Saudi dan Amerika Serikat (AS) untuk menggelindingkan produksinya lebih tinggi lagi

Di sisi lain, pada KTT G7 di Jerman, negara-negara Barat sepakat mencari cara untuk membatasi harga minyak. Ini akan menjadi sanksi bagi Rusia untuk memotong sumber pendapatan yang bisa digunakan untuk membiayai perang di Ukraina.

Harga minyak acuan global, Brent, naik lebih dari US$2 per barel pagi ini menjadi US$118,27 dari sesi sebelumnya. Sementara minyak mentah AS, West Texas Intermediate (WTI) juga naik sekitar US$2 menjadi US$112,04 per barel.

Para pemimpin G7 telah sepakat untuk menjajaki penerapan larangan pengangkutan minyak Rusia yang telah dijual di atas harga tertentu. Hal ini bertujuan untuk menguras dana perang Moskow.

Pasalnya, menurut laporan Badan Energi Internasional (IEA), pendapatan ekspor minyak Rusia melonjak pada Mei meski terjadi penurunan volume. Ini didorong oleh harga minyak yang tinggi.

Sanksi Barat terhadap produksi minyak dan gas Rusia telah menyebabkan lonjakan tajam harga energi global. Sementara produsen besar lainnya belum mampu meningkatkan produksi untuk mendongkrak pasokan.

Arab Saudi dan UEA telah dilihat sebagai satu-satunya dua anggota OPEC dengan kapasitas cadangan untuk menebus pasokan Rusia yang hilang dan produksi yang lemah dari negara-negara anggota lainnya.

“Berita tentang pasokan yang ketat mendorong harga minyak naik. Dua produsen utama, Arab Saudi dan UEA, dikatakan berada pada, atau sangat dekat, batas kapasitas jangka pendek,” kata analis komoditas Commonwealth Bank Tobin Gorey seperti dikutip Reuters, Rabu (29/6).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada Presiden AS Joe Biden di sela-sela KTT G7 bahwa UEA berproduksi pada kapasitas maksimum dan Arab Saudi dapat meningkatkan produksi hanya 150.000 barel per hari (bph), jauh di bawah target sekitar 2 juta bph.

“Sepertinya peningkatan dukungan produksi yang diharapkan pasar tidak mungkin terjadi,” kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

Menteri Energi Suhail al-Mazrouei mengatakan pada hari Senin bahwa UEA memproduksi mendekati kapasitas maksimum berdasarkan kuota 3.168 juta bph berdasarkan perjanjian dengan OPEC dan sekutunya atau OPEC +.

Analis juga mengatakan bahwa kerusuhan politik di Ekuador dan Libya dapat memperketat pasokan lebih lanjut.

Sementara itu, pasokan minyak mentah AS diperkirakan turun selama dua minggu terakhir, menurut jajak pendapat Reuters. Laporan status minyak mingguan pemerintah, yang seharusnya diterbitkan minggu lalu, tertunda karena masalah perangkat keras.

Kekurangan pasar telah menyebabkan harga minyak rebound minggu ini dari koreksi tajam selama dua minggu sebelumnya yang dipicu oleh kekhawatiran resesi yang dapat memukul permintaan energi global. (DM05)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This