Meskipun aktivitas fisik lansia tidak sebanyak orang-orang yang lebih muda usianya, namun para lansia diingatkan untuk tetap menjaga kebutuhan cairan tubuhnya dengan meminum air putih yang cukup. Hal ini disampaikan oleh ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Dr. Atmarita, MPH
“Biasanya kalau lansia aktivitasnya berkurang, tapi kebutuhan cairan tetap dibutuhkan supaya tidak dehidrasi. Kadang-kadang orang tua suka lupa minum, nah, itu bisa dehidrasi,” kata Atmarita dalam keterangannya pada hari Kamis, 26 Mei 2022.
Setiap orang harus minum minimal delapan gelas setiap harinya guna memenuhi kecukupan cairan di dalam tubuh, melansir buku kesehatan lansia dari Kementerian Kesehatan.
Atmarita menambahkan kebutuhan gizi lansia harus memenuhi pedoman gizi seimbang dari pemerintah yang juga berlaku bagi semua kelompok umur, hanya saja memiliki perbedaan dalam hal Angka Kecukupan Gizi (AKG).
“Sebetulnya prinsipnya sama untuk semua orang, hanya memang ada perbedaan. Kita pakai prinsip gizi seimbang, seluruh orang itu dari lahir sampai tua prinsipnya gizi seimbang. Hanya memang ada perbedaan jumlah-jumlah tertentu,” katanya.
Atmarita menjelaskan bahwa ada empat pilar dari pedoman gizi seimbang yakni makanan yang beragam, mencuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir sebelum dan sesudah makan, melakukan aktivitas fisik atau berolahraga, dan memantau berat badan ideal.
Sedangkan AKG merupakan angka rata-rata kebutuhan zat gizi tertentu yang harus dipenuhi setiap hari bagi semua orang dalam kondisi sehat, bergantung jenis kelamin, usia, tingkat aktivitas fisik, tinggi badan, dan berat tubuh. Sejumlah gizi yang harus dicukupi tersebut terdiri dari energi, protein, lemak, karbohidrat, serat, air, vitamin, dan mineral.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kelompok lansia dibagi menjadi empat kategori, yakni usia pertengahan (45-59 tahun), lanjut usia (60-74 tahun), lanjut usia tua (75-90 tahun), dan usia sangat tua (di atas 90 tahun).
Sementara itu Kementerian Kesehatan menyebutkan bahwa kecukupan energi pada laki-laki usia 30-49 tahun (berat badan 60 kg dan tinggi badan 166 cm) adalah 2.550 kkal. Kemudian pada usia 50-64 tahun, kecukupan kalori cenderung berkurang menjadi 2.150 kkal dan 1.800 pada usia 65-80 tahun (berat badan 58 kg dan tinggi badan 164 cm).
Selanjutnya, kecukupan kalori pada kelompok perempuan, yaitu kecukupan kalori usia 30-49 tahun (berat badan 56 kg dan tinggi badan 158 cm) sebesar 2.150 kkal. Sama pada kelompok laki-laki, angkanya juga cenderung menurun ketika memasuki usia 50-64 tahun menjadi 1.800 kkal dan pada usia 65-80 tahun menjadi 1.550 kkal (berat badan 53 kg dan tinggi badan 157 cm).
Menurut Atmarita, seiring bertambahnya usia dari dewasa hingga lansia, maka kebutuhan kalori harian juga dapat berkurang. Hal ini terjadi pada lansia disebabkan karena faktor aktivitas fisik yang semakin berkurang dan juga penurunan fungsi organ tubuh, seperti pada sistem pencernaan yang bisa menjadi penyebab berkurangnya nilai AKG.
Lebih lanjut Atmarita mengingatkan agar para lansia tetap bisa memenuhi gizi seimbangnya dengan menerapkan pedoman “Isi Piringku” setiap sekali makan. “Isi Piringku” terdiri dari setengah piring buah dan sayur, sepertiga lauk pauk (sumber protein), dan dua pertiga makanan pokok (sumber karbohidrat) setiap kali makan.
Mengenai kebutuhan vitamin, disarankan untuk para lansia yang sehat dan tidak terdapat kondisi medis tertentu agar mencukupi kebutuhan vitaminnya secara alami antara lain dari makanan sehari-hari. Sedangkan konsumsi suplemen masih diperbolehkan selama mengikuti anjuran penggunaan dari dokter.
Jika para lansia sering mengalami masalah susah makan atau kehilangan nafsu makan sehingga kecukupan gizinya menjadi tidak terpenuhi. Maka bisa menerapkan porsi makan kecil namun sering. Sesuai anjuran dari Kemenkes mengenai porsi makan ini yaitu makanan utama sebanyak tiga kali dan selingan juga tiga kali.
“Misalnya, nasi harus setengah porsi, itu tinggal dibagi-bagi saja. Lalu ada makanan pengganti juga, jadi nasi itu bisa digantikan dengan yang sama-sama karbohidrat, seperti roti dan ubi-ubian. Kalau pagi hari dia sudah makan nasi, terus jam 10 mau makan ubi atau roti, itu juga diperhitungkan,” kata Atmarita.
Oleh sebab itu Ahli gizi dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Dr. Atmarita, MPH mengingatkan lansia untuk cukup mengonsumsi asupan cairan. “Biasanya kalau lansia aktivitasnya berkurang, tapi kebutuhan cairan tetap dibutuhkan supaya tidak dehidrasi. (DM06)