No menu items!

BPDPKS Mendanai Riset Sawit Rp389,3 Miliar Selama 2015-2021

Must Read

Untuk mendukung pengembangan riset serta inovasi sawit nasional, Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyatakan selama 2015-2021 telah menyalurkan dana riset senilai Rp389,3 miliar.

Hal tersebut ditegaskan oleh Kepala Divisi Pelayanan BPDPKS Arfie Thahar, yang menyatakan bahwa BPDPKS mendukung pengembangan riset sawit termasuk bidang pangan sesuai amanat Perpres Nomor 66/2018 tentang Penghimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit.

“Kegiatan penelitian dan pengembangan sawit bertujuan meningkatkan produktivitas, sustainability, penciptaan produk atau pasar baru dan meningkatkan kesejahteraan petani,” ujarnya di Jakarta, pada hari Jumat 27 Mei 2022.

Dia menyatakan, dari jumlah dana riset senilai Rp389,3 miliar tersebut disalurkan kepada 235 bidang penelitian yang meliputi 48 bidang bioenergi, 9 bidang pascapanen, 26 riset budidaya, 17 bidang pangan dan kesehatan, 37 bidang olekimia dan biomaterial, 61 bidang sosial ekonomi, dan 37 bidang lingkungan.

Bahkan program riset BPDPKS ini, menjalin kerja sama dengan 70 lembaga penelitian dan pengembangan termasuk perguruan tinggi dan BRIN. Selain itu, ada 840 peneliti, 346 mahasiswa, 201 publikasi yang terlibat dalam riset BPDPKS.

“Dari program riset ini dihasilkan 42 paten dan 6 buku,” ujar Arfie dalam Webinar “Inovasi Sawit dalam Industri Pangan” yang diselenggarakan BPDPKS.

Sebelumnya Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Perkebunan Kementerian Koordinator Perekonomian, Moch. Edy Yusuf mengatakan kegiatan riset dan inovasi menjadi keharusan agar penggunaan produk sawit sesuai kebutuhan masyarakat.

“Sawit menjadi komoditas penting bagi masyarakat global karena dapat menjadi olahan produk pangan, kosmetik, sabun, hand sanitizer sampai renewable energy. Selama 24 jam kita hidup berdampingan dengan produk-produk sawit,” ujarnya.

Edy menjelaskan bahwa perlu aksi bersama untuk membangun keberlanjutan hulu hingga hilir kelapa sawit sehingga terjadi harmonisasi people, planet dan profit.

Sementara itu Senior Manager Commercial Biofuel APICAL Indonesia Jummy Bismar Sinaga menuturkan bahwa pihaknya terus mengembangkan riset dan inovasi untuk menghasilkan produk hilir kelapa sawit.

Dari sektor hulu, perusahaan mendapatkan dukungan dari Asian Agri yang memiliki luas 100 ribu ha kebun inti dan 60 ribu ha kebun plasma serta 41 ribu ha kebun swadaya, tambahnya, didukung 22 pabrik kelapa sawit dan 10 unit kernel crushing plant.

Plt. Ketua Umum Dewan Sawit Indonesia Sahat Sinaga mengatakan, terkait dengan kampanye negatif terhadap sawit Indonesia, menurutnya sudah berlangsung semenjak 1980-an dimana harga sawit yang kompetitif selalu dikaitkan dengan kualitas.

“Kalau ada tuduhan harga sawit murah lalu kualitasnya rendah, itu tidak benar,” katanya.

Soal tuduhan mengenai rendahnya kualitas minyak sawit memang selalu digaungkan oleh negara produsen minyak nabati lain, lanjutnya, sebab harga minyak nabati lain lebih tinggi 200 dolar AS/ton daripada sawit. (DM06)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This