No menu items!

Telkom Tetap Berinvestasi Ke Start up Ditengah Restrukturisasi Global

Must Read

Adanya sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed yang diperkirakan akan semakin mengalami peningkatan tinggi hingga mencapai suku bunga 3,5 persen membuat siklus sejumlah bisnis perusahaan teknologi baik global, regional maupun di dalam negeri perkembangannya saat ini kurang menguntungkan.

Namun PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Tetap optimis dan akan tetap berinvestasi pada perusahaan rintisan atau startup di tengah gelombang restrukturisasi yang menimpa startup-startup secara global.

“Kalau kita melihat dalam beberapa bulan terakhir ini terjadi restrukturisasi terhadap startup-startup di seluruh dunia, dengan begitu kami akan tetap berinvestasi pada startup-startup,” ujar Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah dalam konferensi persnya yang dilakukan secara daring di Jakarta.

Ririek juga menambahkan bahwa tentunya Telkom akan lebih berhati-hati atau selektif dalam melakukan investasi terhadap startup-startup.

“Strategi kami pada dasarnya adalah tidak hanya untuk mencari capital gain, namun kami juga mencari peluang sinergi yang dapat diperoleh antara start up tersebut dengan Telkom Group yakni Telkom dan seluruh anak perusahaan Telkom,” kata Ririek.

Dengan demikian, jika terjadi naik turun harga saham, Telkom yakin masih bisa melakukan monetizing melalui sinergi yang ada.

Direktur Strategic Portfolio Telkom Budi Setyawan Wijaya juga menjelaskan bahwa investasi Telkom pada startup-startup dilakukan secara selektif.

“Alhamdulillah investasi Telkom di start up seperti disampaikan bapak Direktur Utama Telkom, memang kita lakukan sangat selektif dengan koridor tidak hanya melihat dari sisi evaluasinya tetapi juga sinerginya,” ujar Budi.

Dari sisi value multiple pada tahun 2021 investasi Telkom di startup mencapai 1,6 kali, sehingga cukup menguntungkan dengan realized gain sekitar Rp140 miliar.

“Di samping itu value synergy-nya juga cukup besar di mana pada kuartal I tahun value synergy-nya yang kita dapatkan dari startup Telkom di Telkomsel dan MDI Ventures lebih dari sekitar Rp500 miliar. Dengan demikian ini hasil yang kita lakukan pada startup-startup kita secara keseluruhan hasilnya bagus,” kata Budi.

Sebelumnya Kepala Ekonom PT Bank Central Asia Tbk David E. Sumual mengatakan jika siklus bisnis perusahaan teknologi baik global, regional, maupun Indonesia saat ini memang kurang menguntungkan.

Akibat sentimen kenaikan suku bunga oleh The Fed, padahal sebelumnya pada saat suku bunga The Fed nol persen, perusahaan startup dan teknologi mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

David menilai, sebenarnya investor pasar modal tak perlu khawatir untuk berinvestasi di emiten teknologi. Selama perusahaan teknologi tersebut masih bisa meningkatkan arus kas dan usahanya masih berjalan sangat bagus, serta emiten tersebut masih dapat membuat ekosistemnya tumbuh, yang tentunya membuat prospek saham emiten teknologi masih menjanjikan. (DM06)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This