Puncak musim kemarau di Sumatera Selatan diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan September tahun 2022. Hal ini disampaikan oleh Badan Meteorology, Klimatologi dan Geofisika Provinsi Sumatera Selatan (BMKG Sumsel).
“Sumsel akan memasuki awal musim kemarau pada Mei dasarian 3 hingga Juni dasarian 2, dan puncaknya pada bulan Juli dan September 2022 nanti,” kata Kepala BMKG Sumsel Desindra di Palembang, pada Selasa, 24 Mei 2022.
Menurut Desindra, perlu peningkatan kewaspadaan untuk memitigasi potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutlah), terkait kondisi musim kemarau yang masih akan berlangsung hingga tiga bulan ke depan.
“Seperti dengan menerapkan program Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC),” katanya.
Program TMC itu dinilai efektif karena berdasarkan pemantauan dari stasiun klimatologi itu menunjukkan adanya korelasi tinggi curah hujan kurang dari 50 m dan secara global kondisi La Nina juga masih aktif.
“Masih aktifnya La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan dan suhu muka laut equator bagian tengah masih dingin sehingga hal ini dapat menguntungkan operasi TMC karena bahan baku pembentukan awan masih akan ada,” ujarnya.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sudah mulai melakukan program TMC di wilayah Provinsi Sumsel dan Provinsi Jambi, yakni melakukan penyemaian garam sebanyak 800 kilogram di udara. Garam tersebut diangkut menggunakan pesawat Cassa bekerja sama dengan TNI AU dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
Menurut koordinator lapangan TMC BRIN wilayah Sumsel-Jambi, Tukiyat , sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), maka dilakukan program TMC yang akan berlangsung selama 15 hari.
Sebelumnya petugas tim TMC akan memantau cuaca melalui radar Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yang bertujuan untuk mengamati potensi keberadaan awan hujan atau cumulonimbus.
Setelah itu garam akan disemai pada awan hujan yang berada di ketinggian sekitar 13 ribu kaki di udara.
Proses penyemaian ini diharapkan bisa membuat awan hujan menggumpal dan membesar bergabung dengan awan lain hingga akhirnya menurunkan hujan yang berguna untuk membasahi lahan-lahan gambut dan hutan.
“Berdasarkan hasil survei sejak 10 tahun terakhir program TMC ini mampu menambah intensitas hujan sekitar 15 persen hingga 35 persen dari normal,” katanya.
Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan Kementerian Lingkungan Hidup (BPPIKHL) wilayah Sumatera mendukung adanya kolaborasi antara BRIN bersama TNI dan mitra lain agar bisa menyukseskan program TMC yang akan berlangsung selama 15 hari di wilayah Sumsel dan Jambi pada Mei 2022 ini.
Sebagai upaya pencegahan karhutla, program TMC seperti yang dilakukan sebelumnya di provinsi Riau pada April 2022, dinilai sukses menghasilkan peningkatan curah hujan hingga 15 persen.
Menurut data dari BPPIKHL wilayah Sumatera, disebutkan luas kebakaran hutan dan lahan di Sumsel meningkat di tahun 2022 ini, dari 16 hektar periode Januari-April 2021 menjadi 240 hektar pada periode yang sama di tahun 2022.
Karhutla yang terjadi di Sumsel itu berada di tiga kabupaten, yakni masing-masing seluas 83 hektar di Musi Rawas Utara, 83 hektare di Ogan Komering Ulu, dan selebihnya beberapa titik di Penukal Abab Lematang Ilir (PALI).
Kepala Pelaksana BPBD Sumsel Iriansyah menyatakan program TMC sangat dibutuhkan untuk membasahi lahan gambut yang sangat luas di daerah ini, hampir 25-35 persen dari total luas wilayah Sumsel mencapai 9 juta hektar.
“Melalui TMC itu diharapkan potensi kebakaran seiring memasuki musik kemarau bisa di minimalisir,” kata dia.
Pada Mei 2022, tercatat terdapat 316 titik panas, padahal di bulan yang sama tahun kemarin terpantau hanya sekitar 139 titik panas. Jumlah ini memperlihatkan terjadi peningkatan titik panas di beberapa kawasan rawan karhutla.
BPBD Sumsel memetakan kawasan rawan karhutla itu tersebar di tujuh Kabupaten, yakni Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, PALI, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Lahat.
“Maka selain TMC, kami pun sudah menyiagakan semua personel termasuk peralatan pemadaman darat untuk mengoptimalkan upaya mitigasi Karhutlah tahun ini di setiap daerah,” ujar Iriansyah. (DM06)