Terkait dengan perubahan iklim saat ini, Rektor Universitas Hasanuddin Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa MSc, mengatakan pentingnya peningkatan SDM untuk menghadapi tantangan perubahan iklim tersebut.
Lebih lanjut Prof Jamaluddin Jompa (JJ) dalam keterangannya di Makassar, pada hari Sabtu, 21 Mei 2022, juga menjelaskan mengenai perubahan iklim saat ini yang menjadi tantangan terbesar bagi sektor pertanian daerah.
“Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim sektor pertanian, sangat diperlukan peningkatan kemampuan SDM dalam menghadirkan upaya strategi adaptasi sebagai penyesuaian terhadap produktivitas dan teknologi bagi para kelompok tani,” katanya.
Menurut Prof JJ saat ini bahkan tidak ada lagi tempat di muka bumi ini yang tidak terpengaruh oleh perubahan iklim, sehingga berbagai risiko juga akan terus meningkat dan sulit untuk diperbaiki.
“Kita harapkan ada solusi baru dan efektif yang dihasilkan dalam pertemuan ini, kolaborasi menjadi hal penting untuk dilakukan bersama antara peneliti, akademisi dan kelompok tani, kita harap juga ada kerja sama dari pihak industri,” ujar Prof JJ.
Sementara itu Dekan Fakultas Pertanian Prof Dr Ir Salengke, MSc., juga turut menyampaikan perlu adanya sinergi dengan masyarakat, dimana dalam hal ini adalah para kelompok tani yang telah mendapatkan pembinaan.
“Kita harap bisa berkolaborasi guna mewujudkan ketahanan iklim yang berdampak bagi penghidupan masyarakat yang berkelanjutan,” kata Prof Salengke pada seminar nasional bertema “Upaya Ketahanan Iklim: Kolaborasi Peneliti, Akademisi, dan Petani Menghadapi Perubahan Iklim”.
Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Dr. Yudi Sastro, SP MP., juga menjelaskan terkait ancaman perubahan iklim, tindakan adaptasi dan alat yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan co-benefit mitigasi.
Menurutnya aksi adaptasi sektor pertanian tersebut, diawali dengan munculnya berbagai gejala perubahan iklim, seperti peningkatan suhu udara yang kemudian dilakukan aksi adaptasi berupa penggunaan varietas yang adaptif terhadap suhu tinggi.
Sementara itu terkait dengan penerapan teknologi dijelaskan terkait penerapan teknologi adaptasi dan mitigasi pada optimalisasi infrastruktur yang dapat dilakukan dengan memperbaiki teknik pengairan dan drainase, pembuatan embung, sumur resapan, serta pengaturan pola tanam. (DM06)