Selain sebagai destinasi wisata dengan keindahan pantainya, Belitung juga mempunyai potensi hasil laut, yakni berupa ketam.
Makanan berbahan ketam banyak dijumpai di Belitung. Banyak pedagang yang menjual ketam tersebut. Salah satunya adalah Hirun, seorang pemuda yang telah merintis usaha makanan berbahan ketam Hirun memproduksi ketam isi yang merupakan kuliner khas Belitung dan sering dijadikan oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Belitung.
Untuk diketahui, ketam isi adalah makanan dengan berbahan dasar daging kepiting atau rajungan yang diolah dan diberi bumbu. Kemudian diisikan ke dalam cangkang ketam lalu digoreng.
Sebagai pelaku UMKM Belitung, awalnya Hirun melakukan serangkaian uji coba ketam untuk mendapatkan rasa yang pas. Hirun melibatkan kolega-koleganya yang berkecimpung di pariwisata untuk mencicipi dan koreksi rasa ketam isi buatannya.
Akhirnya pada tahun 2013,dengan bantuan istri dan ibunya, Hirun memulai usaha ini dengan nama Wijaya Crab.
Jika dimakan, ketam isi Wijaya Crab memberikan rasa yang enak dan membedakannya dari produk serupa di wilayah Belitung.
Dalam proses produksinya, Hirun menggunakan bahan-bahan berkualitas. Sementara kulit ketam dan daging kepiting diperoleh dari nelayan seputaran Belitung, sehingga hal ini turut mengangkat produksi nelayan lokal.
Proses produksi yang dimulai dari sortir ketam,dibersihkan,penggunaan bahan dan daging kepiting olahan, selanjutnya digoreng dan dikemas,semuanya dilakukan dengan cara seksama agar mutu produk ketam isi benar-benar terjaga.
Ketam isi buatan Hirun bentuknya agak padat dan disertakan sambal jeruk kunci sebagai Cocolan, sehingga berbeda dengan produk sejenis serta menarik bagi wisatawan. Jeruk kunci mudah didapat di belitung sebagai centra produksinya.
Ketam isi Wijaya Crab dapat dibeli dengan harga Rp69.000,00 s/d Rp119.000,00 tergantung jumlah isi dan ukurannya. Untuk pemasarannya, Hirun yang berusia 38 tahun ini melalui pengecer atau reseller yang berada di beberapa kota besar di Indonesia.
Dalam sehari, 15-25 Kg daging kepiting diproduksi atau 5000 ketam, dengan 3-4 kali produksi dalam seminggu. Ketam isi buatannya awet di suhu ruang, dan tiga bulan di dalam freezer. Ketika ingin dimakan cukup dengan digoreng atau dikukus.
Selain ketam isi, Hirun melalui rumah produksinya Wijaya Crab, membuat sambal kepiting yaitu sambal merah dan hijau, yang merupakan pelopor produk sambal di Belitung. Ada juga produk capit isi dan Somay kepiting.
Wijaya Crab adalah UKM yang lolos kurasi Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (GERNAS BBI) Bangka Belitung. Hirun mendapatkan pelatihan bisnis dari Kementerian Perdagangan yang bertujuan meningkatkan dan memperbaiki pemasaran dan pengemasan. Untuk pemasaran diarahkan tidak hanya melalui reseller, melainkan juga melalui daring. Pengemasan juga dianjurkan untuk mendapatkan kemasan yang menarik konsumen.
Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi mengatakan bahwa pemilihan 23 Mei 2022 sebagai puncak Gernas BBI di Bangka Belitung yang bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan UKM di Indonesia khususnya di Bangka Belitung.
Target Gernas BBI Bangka Belitung 2022 adalah menghasilkan 5000 UMKM Bangka Belitung on boarding di platform digital.
Rangkaian kegiatan dilaksanakan sejak Februari dan bekerja sama dengan BI, BCA, PT Timah, Bukalapak, Blibli, dan Pemerintah Daerah.
Periode Februari-April sudah 3210 UMKM yang masuk platform digital dan terus berlanjut hingga 5000 UMKM go digital.
Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga mengimbau masyarakat untuk menggunakan produksi dalam negeri sebagaimana yang dicontohkannya dari mulai alas kaki, pakaian, dan jam tangan. Hal ini sebagai upaya untuk mendukung dan menyukseskan UKM Nasional. (DM06)