Mungkin belum banyak yang mengetahui sejarah dari INKA, PT Industri Kereta Api ini merupakan salah satu badan usaha milik Negara perseroan terbatas yang berdiri pada tanggal 18 Mei 1981 dan mulai beroperasi pada tanggal 29 Agustus 1981.
PT INKA Persero atau PT industri kereta api ini merupakan badan usaha milik negara BUMN manufaktur kereta api terintergrasi pertama di Asia tenggara dan memiliki anak usaha bernama PT Rekaindo Global jasa, PT INKA Multi Solusi dan PT Stadler INKA Indonesia.
Belum lama ini PT INKA (Persero) menjalin kerjasama dalam pembuatan 500 buah kursi kereta api kelas eksekutif senilai Rp 5 miliar dengan Politeknik Negeri Madiun (PNM) dan SMK PGRI 1 Mejayan.
Tentu saja ini menjadi prestasi cukup membanggakan karena selain dapat melayani permintaan konsumen, proyek tersebut juga bertujuan untuk menciptakan generasi milinial yang setelah lulus bisa siap bekerja dan berpengalaman.
Yakni melalui program produksi untuk PBL (Project Based Learning) dan Teaching factory di kampus Politeknik Negeri Madiun (PNM), program tersebut melibatkan Politeknik Negeri Madiun dan SMK PGRI 1 Mejayan bersama PT industri kereta api (INKA) dan perusahaan teknologi bertaraf internasional Dtech-Engineering.
Direktur jenderal pendidikan vokasi Kementerian pendidikan kebudayaan riset dan teknologi, Wikan sakarinto menyampaikan bahwa lengan produksi untuk PBL ini merupakan wujud link and match yang jauh lebih komprehensif dikarenakan pada prakteknya adalah menjadikan kampus vokasi dan SMK menjadi mata rantai produksi dari PT INKA.
“Perguruan tinggi dan sekolah vokasi ini menjadi arena teaching factory serta PBL yang benar-benar menghasilkan pesanan riil dari industri, dalam uji coba ini PT INKA memberikan proyek pembuatan kursi kereta api eksekutif dengan nilai kontrak Rp 5 miliar. Dan dalam program ini ada satu keunikan diantara INKA dan pendidikan vokasi, ada katalisator semacam industri yang menjadi jembatan yaitu Dtech-Engineering yang akan mengakomodir,” kata Wikan.
Direktur pengembangan PT INKA, Agung sedaju lebih lanjut menjelaskan bahwa sekolah dan perguruan tinggi vokasi dalam mempraktekkan PBL nanti pembelajarannya tidak lagi kaku, industri ini nanti akan mengkoordinir order Dtech-Engineering yang kebetulan salah satu care produknya adalah mesin CNC yang sudah diekspor ke Singapura.
“Mesin-mesin CNC ini nanti bila perlu diterjunkan ke smk-smk untuk menjadi mesin produksi yang mengerjakan pesanan dari INKA. Di SMK dan perguruan tinggi vokasi nanti akan menjadi sebuah pembelajaran praktek atau PBL, sehingga SMK itu nanti masuk di teaching factory ya menggarap itu mengelola project itu,” kata Agung Sedaju.
Dalam kesempatan tersebut juga ditandatangani konfirmasi order dari PT IMST kepada Dtech-Engineering untuk pembuatan kursi kereta api sebagai pilot project. Dtech-Engineering akan menyediakan mesin-mesin dan manajemen, sedangkan PNM dan SMK akan menyediakan desain manufaktur dan operator pengajarannya.
Harapannya semoga kegiatan ini akan menjadi contoh baik dalam kerja sama saling menguntungkan antara dunia industri dan dunia pendidikan yang berdampak langsung untuk mengurangi nilai impor komponen dan dapat mendukung bisnis PT INKA Persero.(DM06)