Sampai saat ini PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi salah satu Bank Umum Milik Negara (BUMN) dengan sejumlah prestasi membanggakan diantaranya pernah meraih penghargaan The Best Corporate pada malam anugerah BUMN 2021, penghargaan tata kelola perusahaan (GCG) terbaik 2021 serta penghargaan transformasi bisnis dan organisasi terbaik 2021.
Seperti diketahui BRI didirikan pertama kali di Purwokerto, Jawa tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja adalah perintis berdirinya Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang merupakan salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia.
Pada awalnya dia membentuk sebuah lembaga semacam Bank yang diberi nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank Der Inladsche Hoofden. Kemudian seiring bertambahnya modal pada tanggal 16 Desember 1895 didirikanlah secara resmi Bank Perkreditan Rakyat pertama di Indonesia dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan milik kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi), yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Kini Bank BRI telah berhasil mencatat penyaluran kredit di segmen kecil dan menengah mencapai Rp 21,3 triliun kepada 46.306 nasabah di kuartal pertama 2022, pencapaian ini lebih besar dari penyaluran kredit di periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 16,5 triliun untuk 33.269 nasabah.
Menurut Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI, Aman Sukriyanto, bahwa pencapaian tersebut sudah kembali pada level sebelum COVID-19 yang sempat menyebabkan penyaluran kredit kecil dan menengah hanya sebesar Rp 13,1 triliun untuk 23.581 nasabah di kuartal pertama tahun 2020.
“Tentunya akan ber-impact bahwa perekonomian di daerah maupun di kota akan kembali bergairah dan kita akan melihat pergerakan lebih cepat lagi, karena faktanya dilapangan saat ini usaha kecil dan menengah sudah mulai bangkit bahkan lebih baik dibandingkan masa-masa awal pandemi kemarin”
Bukan itu saja, PT ini juga semakin optimis jika perekonomian nasional akan bergairah karena meningkatnya sektor produktif disejumlah daerah baik di sektor yang berhubungan dengan kebutuhan pokok seperti perdagangan yang terbukti mendominasi penyaluran kredit BRI di segmen kecil dan menengah mencapai 61 persen dari total kredit yang disalurkan.
Begitu pula kredit disektor pertanian sebesar 12 persen dan sektor padat karya di bidang industri perumahan sebesar 7 persen dari total kredit kecil dan menengah di kuartal pertama 2022. Namun disisi lain daya tahan nasabah pinjaman di segmen kecil dan menengah justru semakin menguat pada tahun pemulihan ekonomi tahun ini.
Sebaliknya puncak masa sulit akibat krisis ekonomi terjadi dibulan Desember 2020 saat 47,38 persen portofolio kredit di segmen bisnis kecil dan menengah harus direstrukturisasi.
” Angka ini sudah menurun drastis hanya tinggal 36,19 persen saja, tentu ini menjadi sangat menarik karena dikuartal pertama 2022 ada sekitar 7.000 lebih nasabah kami yang justru telah Pulis usahanya dan kembali menunjukkan kemampuan dalam membayar kredit sudah menjadi kewajiban nasabah”
Pencapaian positif tersebut tentu tidak lepas dari kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam menghadapi dampak ekonomi dari pandemi covid-19, antara lain dengan menyalurkan stimulus ekonomi pemerintah terhadap pelaku UMKM. Yakni melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN), kredit usaha rakyat (KUR) hingga kebijakan relaksasi dari otoritas jasa keuangan (OJK) yang telah memberikan keringanan bagi industri keuangan dan perbankan dimasa pandemi.
Pemerintah sendiri melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, melalui Menteri Airlangga Hartarto telah mengumumkan stimulus ekonomi untuk menangani dampak dari pandemi, diantaranya sejumlah Bank dapat melakukan restrukturisasi untuk seluruh kredit atau pembiayaan tanpa melihat batasan plafon kredit atau jenis debitur termasuk debitur UMKM.
Yakni dengan menerapkan dua kebijakan stimulus Melalui penilaian kualitas kredit berdasarkan ketepatan pembayaran pokok Bunga dan melakukan restrukturisasi kredit atau pembiayaan UMKM. (DM06)