No menu items!

BRI Targetkan Holding Ultra Mikro Layani 5 juta Nasabah Baru di Tahun 2022

Must Read

Belum lama ini Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Sumarso telah menargetkan Holding Ultra Mikro yang terdiri dari BRI, PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) untuk melayani sekitar 5 juta nasabah baru di segmen Ultra Mikro di tahun 2022.

Melalui Ultra mikro ini diharapkan BRI mampu melayani sebanyak mungkin masyarakat, khususnya di segmen ultra mikro sehingga dapat menyasar 5 juta nasabah baru.

Dalam konferensi pers yang dilakukan secara daring di Jakarta, Direktur PT BRI, Sumarso juga mengatakan,” Dengan layanan gabungan ini, kita bentuk kantor untuk Co-location Pegadaian, BRI dan PNM yang kita sebut senyum atau sentra layanan Ultra mikro “.katanya menjelaskan.

Untuk mencapai target tersebut Holding Ultra mikro kini telah memiliki sekitar 143 co-location senyum yang ditargetkan bisa bertambah lagi hingga 1.000 co-location ditahun 2023.

Selain itu Sumarso juga menyebutkan bahwa jika ketua kelompok penerima Mekar dari PNM yang saat ini berjumlah 60 ribu orang nantinya akan direkrut menjadi Agen BRI link.

PNM sendiri merupakan anak usaha BRI yang berbisnis di bidang pembayaran mikro, dan saat ini telah memiliki 62 Kantor Cabang Ulamm, 626 kantor layanan Ulamm dan 2.668 kantor cabang Mekar.

Anak perusahaan BRI ini telah berhasil meraih penghargaan Award Tahun 2022 berkat inovasi aplikasi PNMDigi karyawan kategori Digital Innovation For Sustainable Business dalam ajang Digital Innovation Award 2022.

Aplikasi PNMDIGI merupakan super Apps yang terbuhung dengan HRI ( Human resouce information system) PNM, platform sharing ( super-App) dan sinergi PNM Group yang akan membentuk sebuah ekosistem Digital terintegrasi.

Saat ini Agen BRI link telah mencapai sekitar 500 ribu yang akan segera bertambah dengan bantuan tim Brigade Madani yang merupakan tim gabungan ketiga dari Entitas usaha Holding ultra mikro yang kita ketahui menerapkan budaya perusahaan yang sejalan dengan nilai akhlak yang sudah diterapkan oleh Kementerian Badan usaha negara (BUMN) dan diterjemahkan oleh jajaran Direksi.

Untuk mengukur efektivitas dari budaya perusahaan memang tidak mudah, karena kita tidak bisa mengukur kinerjanya, namun melalui efektivitas Culture Activation program kita bisa mengetahui kinerja ke tiga Entitas usaha tersebut. (DM06)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This