Dampak perekonomian akibat pandemi COVID-19 sangatlah terasa bagi negara-negara miskin, bahkan PBB menilai Negara miskin akan mengalami dampak terparah ditengah melemahnya ekonomi Global akibat pandemi COVID-19, pada tahun 2020 misalnya beberapa Negara menderita kerugian hingga US $ 10 triliun.
Tentu saja ini menjadi pukulan terberat terhadap ekonomi Global yang dirasakan oleh Negara-negara berkembang termasuk Indonesia dengan ruang fiskal terbatas.
Bahkan sejumlah Bank sentral pun mengalami dampak dari pandemi COVID-19, untuk menghindari krisis keuangan berbagai tindakan dilakukan, diantaranya melalui paket stimulus dari pemerintah, pemulihan arus modal hingga perbaikan harga komoditas.
Ekonomi global diperkirakan tumbuh sebesar 4,7 persen pada tahun ini atau naik dari prediksi tahun lalu sebesar 4,3 persen. Data tersebut diketahui dari data IMF dan organisasi untuk kerja sama ekonomi dan pembangunan (DECD).
Dampak ekonomi Global bisa semakin memburuk jika beberapa Negara melanjutkan tren sebelum krisis pandemi, seperti ketimpangan sosial, hutang negara, hingga minimnya investasi
Indonesia sendiri menurut data Badan pusat Statistik (BPS) jumlah warga miskin semakin meningkat lebih dari 2,7 juta jiwa akibat dampak pandemi covid-19.
Menteri keuangan Sri Mulyani mengatakan, bahwa krisis pandemi COVID-19 telah menunjukkan pentingnya kebutuhan aliran pendanaan internasional, untuk itu diperlukan assessment atas kesenjangan pembiayaan yang solid dengan melibatkan berbagai pihak.
Dampak perekonomian akibat pandemi COVID-19 tersebut juga dibahas dalam Presidensi G20 Indonesia, melalui forum internasional Financial Architecture Working Group.
Dalam forum tersebut Negara G20 berkomitmen mendukung negara miskin saat menghadapi kesenjangan perekonomian. Komitmen dan upaya G20 tersebut antara lain:
- Meningkatkan ketahanan sistem keuangan melalui penyaluran IMF, Special Drawing Right (SDR) secara sukarela oleh negara negara dengan posisi keuangan eksternal yang kuat
- Meningkatkan peran multilateral development Bank (MDBS)
Dalam mendukung agenda pembangunan, terutama di negara miskin - Menjaga stabilitas sistem keuangan dengan deras mendorong aliran modal yang berkelanjutan
- Melakukan asesmen terkini atas kondisi hutang sekaligus memberi pendamping bagi negara miskin untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan hutang
- Meningkatkan transparasi data dan memberikan bantuan pendanaan bagi negara miskin yang penuh dengan tanggung jawab. (DM06)