Berbicara mengenai minyak goreng, pasti ingatan kita akan tertuju pada harganya yang hingga kini masih belum stabil. Ditambah lagi kelangkaan minyak goreng yang masih kita jumpai di beberapa wilayah seperti Sumatera Utara, lampung, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan serang. Kelangkaan dan tingginya harga minyak tersebut tentu saja ditindaklanjuti oleh pemerintah.
Melalui kementerian Perdagangan pemerintah menginstruksikan produsen untuk mempercepat penyaluran dan mengisi stok minyak goreng dipasar tradisional maupun di ritel modern agar tidak terjadi kekosongan.
Kementerian Perdagangan juga memperlakukan harga eceran tertinggi kemasan premiun dengan harga 14.000 rupiah. Hal ini juga dilakukan untuk melindungi produsen, terutama produk dasar pertanian.
Menurut data, kebutuhan minyak goreng nasional ditahun 2022 diperkirakan mencapai 5,7 juta kilo liter, yakni sebesar 3,9 juta kilo liter untuk kebutuhan minyak goreng rumah tangga dan 1,8 juta kilo liter untuk kebutuhan industri.
Tingginya harga minyak goreng ini juga mendapat respon oleh Menteri BUMN Bapak Erik Thohir.
Mentri sekaligus tokoh inspirasi generasi muda ini, mengetuk hati para pengusaha swasta sawit untuk turut berperan serta membantu masyarakat untuk berkomitmen penuh terkait minyak goreng.
Menteri BUMN Erik Thohir juga mengingatkan, bahwa bangsa Indonesia dianugerahi kekayaan sumber daya yang luar biasa, sehingga ia meminta semua pihak yang mendapatkan berkah di tanah air untuk ikut bertanggung jawab menyelesaikan persoalan yang terjadi di Indonesia, terutama pengusaha swasta sawit, jangan menjadi orang asing di Indonesia.
Karena seperti kita ketahui, PTPN selama ini hanya memiliki 4 persen luas lahan crude palm oil atau cpo, dari 7 persen luas lahan cpo yang ada. selebihnya dimiliki oleh pihak swasta yang menguasai kebun sawit.
Hal tersebut dijelaskan oleh Menteri BUMN Erik Thohir, menteri ke 9 BUMN ini dikenal sebagai pengusaha sukses yang pernah menjadi salah satu Komisaris Persib Bandung, dan pernah menjadi ketua umum Perbasi serta merupakan pendiri Mahaka Grup dan menjadi orang pertama pemilik klub NBA. (DM06)