Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto optimistis produksi minyak dari Blok Rokan akan kembali menjadi yang terbesar di Indonesia. Bahkan, menurut bos SKK Migas itu, produksi Blok Rokan akan menyalip atau mengalahkan produksi Blok Cepu.
“Melihat entry level di awal 2022 di angka 163.000 BOPD dan target 2022 sebesar 180 BOPD, maka di akhir 2022 produksi akan mencapai di angka sekitar 195.000 BOPD. Sehingga pada Agustus 2022 atau saat HUT Kemerdekaan RI ke-77, WK Rokan akan kembali menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia mengalahkan Blok Cepu,” ujar Dwi Soetjipto.
Dia mengatakan hal itu saat mengunjungi fasilitas War Room WK Rokan PHR, Selasa (4/1/2022). Dwi memberikan apresiasi inisiatif PHR membangun fasilitas War Room. Sebab fasilitas ini sebagai antisipasi untuk mendukung pelaksanaan pemboran yang optimal.
Selain itu, mejurut Dwi Soetjipto, fasilitas ini juga memiliki akurasi data yang sangat membantu keputusan dan keberhasilan pencapaian kinerja migas.
Fasilitas yang berlokasi di Kantor Utama PHR WK Rokan di Rumbai, Pekanbaru, ini dilengkapi enam layar utama yang menyajikan data dan informasi dalam bentuk digital dashboard. Data yang disajikan terkait Asset Development dan Drilling & Completion yang memantau aktivitas pengeboran dan jadwal pengeboran yang terintegrasi.
Selain itu juga data Facility Engineering. Inilah yang mempersiapkan lokasi pengeboran dan membangun fasilitas produksi sumur; dan Operations & Maintenance yang memantau dan mengelola kegiatan produksi dan perawatan peralatan. Dari fasilitas ini, data dan informasi perkembangan pelaksanaan program pengeboran dapat dipantau secara langsung atau real time.
“Ada dua hal yang kami berharap betul di Rokan yaitu pelaksanaan EOR dan pengembangan Migas Non Konvensional (MNK). Keduanya adalah tulang punggung bagi peningkatan migas dimasa mendatang,” ujarnya.
Menurut Dwi setelah tertunda diakhir Desember 2021 untuk persetujuan POD EOR, pihaknya berharap diawal 2022 PHR segera mendapatkan POD EOR. Kemudian terkait MNK, SKK Migas juga mengucapkan terima kasih kepada Pertamina dan Sub Holding Upstream Pertamina yang telah memberikan dukungan kepada PHR.
Dukungan itu telah membantu operator Blok Rokan tersebut sehingga di tahun ini akan ada pengeboran 2 sumur MNK. Keberhasilan EOR dan MNK di Rokan akan menjadi sejarah baru bagi pengembangan hulu migas di masa mendatang.
“Apresiasi kami sampaikan atas keberhasilan transisi Rokan yang mulus, sehingga di 2022 ini PHR bisa melakukan program yang agresif, melakukan banyak terobosan dalam pengelolaannya, termasuk membuat project management integration (PMI) drilling, ini patut diberikan apresiasi.”
Sementara itu Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A Suardin menyampaikan pusat kendali operasional atau fasilitas War Room ini menampilkan informasi komprehensif yang sangat dibutuhkan oleh pengambil keputusan hulu migas.
“Dengan visi Go Digital di Pertamina kami menerapkan efisiensi dengan pengambilan keputusan secara cepat dan tepat oleh manajemen terutama untuk mencapai target peningkatan produksi yang masif dan agresif.”
Melalui fasilitas ini pihaknya dapat memantau perkembangan kegiatan dan kondisi di lapangan melalui CCTV, termasuk kesiapan lokasi pengeboran, jumlah sumur yang akan dibor dan telah dibor dan yang telah diproduksikan; jumlah dan lokasi rig yang beroperasi; jumlah produksi minyak melalui visualisasi digital.(DM04)