No menu items!

Datacore Webinar Series 2, Lima Strategi Herry Gunardi Membidani BSI Ditengah Pandemi

Must Read

Saat Hery Gunardi memulai kerja sebagai Ketua Project Management Office (PMO) Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN pada Maret 2020, gelombang pandemi COVID-19 menerjang Indonesia. Bergulat ditengah ganasnya COVID-19, Herry berhasil membawa BSI diposisi peringkat ke tujuh perbankan nasional berdasarkan aset.

Ini lima strategi dan capaian Herry Gunardi dan tim yang menggabungkan BNI syariah, BSM dan BRI Syariah menjadi BSI saat menjadi Nara sumber Datacore Webinar Series 2.

  1. Membawa best practice yang baik, meninggalkan yang buruk

Merger, menurut Herry, pada dasarnya membawa best practice perusahaan yang bergabung untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar dalam entitas baru. Sehingga best practice yang baik yang dipilih dibawa ke BSI. Sedang best practice yang kurang baik ditingkatkan dan yang buruk ditinggalkan untuk mendapatkan bisnis proses yang optimalkan dan economic of scale yang maksimal.

Berikut daftar best practice terpilih dibawa ke merger BSI.

  1. Membangun alur kerja yang sistematis dan tim kerja yang solid

Dipermukaan memang tidak tampak. Namun, menurut Herry, pihaknya membangun alur kerja yang sistematis dan tim solid baik untuk legal merger maupun operasional merger. Bahkan tiap bulan melakukan roll out menggabungkan tiga rekening nasabah bank asal menjadi rekening BSI. Dimulai dengen membangun pilot project kantor merger percontohan dan diteruskan dari kantor-kantor yang berada di wilayah Indonesia Timur hingga Indonesia Barat. Proses ini sudah selesai Agustus 2021.

Herry menambahkan pemegang saham tidak menghendaki adanya PHK dalam merger. Hasilnya, portfolio BSI seperti dalam gambar dibawah ini.

  1. Memposisikan sebagai bank universal

Sebagai bank milik negara, BSI mendapatkan tugas dari pemegang saham yaitu pemerintah Indonesia. Herry menjelaskan saat peresmian BSI, Presiden Jokowi memberikan arahan value proposition BSI yaitu menjadi bank yang universal, memaksimalkan teknologi digital, bank yang diminati generasi millenial serta kompetitif dan memenuhi kebutuhan semua segmen. Hal ini diterjemahkan dalam bentuk membangun brand yang kuat dan produk layanan syariah inovatif untuk nasabah universal.

  1. Mengadopsi Bionic Banking dan menjadikan BSI Mobile melayani kebutuhan finansial, sosial dan spiritual nasabah

Pandemi dan perkembangan teknologi informasi, menurut Herry, membuat BSI mengadopsi Bionik Banking. Sebagian layanan bisa diubah dalam bentuk digital. Namun untuk transaksi yang bersifat komplek tetap dilayani melalui kantor cabang. Selain itu BSI mobile terus dilakukan inovasi menjadi layanan perbankan dalam genggaman tangan yang memenuhi kebutuhan finansial, sosial dan spiritual nasabah BSI.

  1. Sebanyak 95 persen transaksi BSI menggunakan digital atau e-channel

Hanya membutuhkan waktu setahun sebanyak 95 persen transaksi BSI menggunakan digital atau e-channel. Sisanya, 5 persen melalui teller. Hasilnya, pembiayaan BSI naik 11,74 persen menjadi Rp 161,5 triliun, dana pihak ketiga (DPK) naik 16,02 persen menjadi Rp 216,4 triliun dan laba bersih naik 34,29 persen menjadi Rp 1,48 triliun.

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This