No menu items!

Mulai Bor Sumur Singa Laut-2, Premier Oil Bidik Cadangan Gas 470 Miliar Kaki Kubik

Must Read

Premier Oil Tuna B.V mulai mengebor sumur eksplorasi Singa Laut-2 pada akhir pekan lalu untuk mendapatkan kepastian cadangan blok Tuna yang terletak di Perairan Natuna, berbatasan langsung dengan wilayah Vietnam. Kegiatan ini akan diikuti oleh pemboran sumur eksplorasi lainnya yaitu Kuda Laut-2.

“Pelaksanaan pemboran telah sesuai dengan jadwal yang direncanakan, dan telah dimulai pada Minggu. Kami memberikan apresiasi kepada Premier Oil sebagai operator wilayah kerja itu, karena tetap dapat mengawal kegiatan sesuai target, di tengah pandemi covid seperti saat ini. Semoga memberikan hasil sesuai yang kita harapkan,” kata Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus di Jakarta, Senin, 5 Juli 2021

Sumur Singa Laut dan Sumur Kuda Laut termasuk kegiatan pengeboran laut dalam atau 1.000 meter bawah permukaan laut. Target kedalaman pemboran Singa Laut-2 adalah 9.566 ftMD. Setelah itu, Premier akan melanjutkan pengeboran sumur eksplorasi di sumur Kuda Laut-2, dengan target kedalaman 10.452 TVDSS atau kaki dari dasar laut. Dari kedua sumur tersebut, diharapkan ada tambahan cadangan gas terbukti sekitar 470 miliar kaki kubik (bfc).

Dua kegiatan pengeboran sumur eksplorasi yang dilaksanakan oleh Premier Oil ini merupakan bagian dari target pengeboran yang dilakukan di 2021 sebanyak 40 sumur eksplorasi.

Hingga akhir Juni 2021, pengeboran sumur eksplorasi yang telah dilaksanakan sebanyak 12 sumur dan belum termasuk memperhitungkan dua sumur yang dilakukan oleh Premier tersebut. Adapun Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang telah melakukan kegiatan pengeboran sumur eksplorasi antara lain Petronas North Madura II, EMP Malacca Strait, Eni West Ganal, Jindi (South Jambi) Ltd, Pertamina EP, Pertamina Hulu Mahakam, PHE grup, dan EMP Bentu.

Blok Tuna

Blok Tuna memiliki peran strategis bagi geopolitik Indonesia karena terletak di perbatasan dengan Vietnam dan dekat dengan Laut Cina Selatan. Pemanfaatan potensi migas di daerah itu menjadi bagian dukungan industri hulu migas dalam upaya menegaskan kedaulatan Indonesia di wilayah perbatasan.

Kontrak Blok Tuna ditandatangani pada 21 Maret 2007 antara BPMIGAS (Cikal bakal SKK Migas) dengan Premier Oil. Pada 22 Oktober 2020, Premier Oil melakukan pengalihan sebagian sahamnya kepada perusahaan minyak asal Rusia, Zarubezhneft.

Sebelumnya, Premier Oil telah melakukan kegiatan akuisisi seismik dua dimensi dan tiga dimensi, serta melakukan pengeboran empat sumur eksplorasi, yaitu Gajah Laut Utara-1, Belut Laut Utara-1, Kuda Laut-1, dan Singa Laut-1, sebagai bagian dari pelaksanaan komitmen pasti yang harus dipenuhi. (DM05)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This