Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi mengatakan, ekonomi digital memiliki peluang besar di Tanah Air. Berkembangnya ekonomi digital di Indonesia akan mempercepat industri perbankan berevolusi menjadi 4.0.
“Tagline-nya adalah banking everywhere. Di sini kita melihat bahwa bank dituntut untuk memfasilitasi nasabah dalam melakukan transaksi atau layanan perbankan di luar channel milik perbankan,” kata Hery dalam Webinar HUT Koran Sindo ke-16 sesi I bertajuk “Bank Digital: Solusi Kemudahan Bertransaksi di Tengah Pandemi” di Jakarta, Rabu(30/6/2021).
Lebih lanjut dia mengatakan, konsep open banking dengan menggunakan Artificial Programming Interface (API) membuat bank memiliki kelebihan dan kemudahan dalam terkoneksi dengan e-commerce, media sosial, dan lainnya.
Ini yang kemudian membedakan Bank 4.0 dari Bank 1.0, 2.0, dan 3.0 yang masih terbatas dari sisi kanal distribusi dan akses nasabah untuk menjangkau layanan atau produk bank.
“Fenomena ini kemudian menyebabkan shifting perspective, dari bank yang tadinya product centricity menjadi customer centricity karena adanya perubahan perilaku dan kebutuhan masyarakat sebagai customer,” ujar Hery.
Dia menuturkan, peran data analytics sangat penting. Dari internal, bank akan menjadi lebih kuat karena menyadari kebutuhan dari tiap segmen bank berbeda. Nantinya, product offering, pola layanan, dan kanal yang digunakan juga akan berbeda.
“Pengembangan channel-channel ini juga akan makin modern, ini memberikan solusi 24/7 untuk nasabah,” ucapnya.
Hal ini, kemudian mendorong perbankan untuk terus mereformasi bagaimana bank menjual produk-produknya. Awalnya, ada produk tradisional seperti tabungan, giro, dan deposito, lalu beralih ke product/solution packages seperti cash management system, internet banking, dan bank at work.
“Sekarang sudah menuju beyond banking, di mana bank menawarkan di luar produk perbankan, seperti API, ziswaf, dan donasi misalnya, dan juga terus berinovasi untuk menghadapi tantangan digital,” tutur Hery. (DM05)