No menu items!

Penjualan Meroket Saat Pandemi, Produsen Cetakan Sarung Tangan Ini Untung Rp 144,19 M

Must Read

Produsen cetakan sarung tangan kesehatan berbasis porselen PT Mark Dynamics Indonesia Tbk meraup laba sebesar Rp144,19 miliar. Angka ini naik 63,85 persen dibandingkan dengan 2019 sebesar Rp88 miliar.

“Gaya hidup baru akan pentingnya kesehatan mendongkrak penjualan sarung tangan, sehingga cetakan sarung tangan menjadi peranan penting dalam produksi sarung tangan,” kata Presiden Direktur PT Mark Dynamics Indonesia Tbk Ridwan Goh melalui keterangan di Jakarta, Senin (12/4/2021).

Ridwan mengatakan, peningkatan laba bersih emiten berkode saham MARK tersebut dicapai karena keberhasilan perseroan dalam penetrasi pasar baru serta strategi produksi untuk mencapai efisiensi dan peningkatan kualitas produk.

Pada 2020, MARK mencetak penjualan tertinggi sepanjang masa dengan membukukan Rp565,44 miliar, naik 56,39 persen dari 2019 sebesar Rp361,54 miliar. Hal itu terlihat dari keberhasilan perseroan menjaga margin laba kotor sebesar 42 persen dengan nilai sebesar Rp236,79 miliar.

Volume produksi perseroan meningkat sebesar 22 persen menjadi 8,8 juta pcs pada 2020 dibandingkan dengan 7,2 pcs pada 2019. Kenaikan permintaan cetakan sarung tangan itu otomatis akan mendorong kinerja perseroan lebih positif.

Per 2020, MARK telah mencakup pangsa pasar sebesar 35 persen dengan kapasitas produksi sebanyak 800 ribu pcs per bulan.

Ia menyatakan, pelanggan setia MARK sampai saat ini adalah beberapa pemain utama produsen sarung tangan di pasar internasional, yakni Hartalega, Top Gloves, Kossan, dan Sri Tang.

Berkat pandemi, MARK berhasil melebarkan sayapnya sampai China, mendapatkan kepercayaan dari pemain-pemain besar seperti Intco, Zhong Hong Pu Lin, dan BlueSail.

Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (MARGMA) meyakini permintaan sarung tangan di tingkat global tumbuh mencapai 50 persen pada 2020 dibanding prediksi sebelumnya.

Sebelumnya diprediksikan bahwa permintaan sarung tangan secara global pada 2020 sekitar 300 miliar pcs, akan tetapi permintaan di masa COVID-19 menjadi sekitar 420 miliar pieces.

“Hal ini dikarenakan pandemi covid-19 serta meningkatnya kesadaran yang lebih tinggi pemakaian sarung tangan serta diterapkannya protokol kesehatan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya,” ujar Ridwan.

Malaysia tetap memegang pangsa pasar global terbesar yaitu dengan pangsa 67 persen. Malaysia telah menjadi tujuan ekspor terbesar buat perseroan menyusul Thailand, China dan Vietnam. Peningkatan permintaan sarung tangan global itu, lanjut Ridwan, akan secara langsung mendorong peluang pertumbuhan MARK pada tahun- tahun berikutnya.

Ridwan menambahkan, selama 2020, MARK menjadi tujuan utama produsen sarung tangan dunia. Hal itu menjadi pendorong bagi meningkatnya average selling price (ASP) sekitar 15 persen.

Permintaan cetakan sarung tangan global di tahun ini melonjak lebih dari 100 persen dimana suplai seluruh dunia hanya naik lebih kurang 30 persen dan MARK terus berusaha memenuhi suplai tersebut.

MARK bahkan telah mengantongi kontrak penjualan sebesar sekitar 70 juta dolar AS untuk pengapalan pada 2021. Produk perseroan laku keras seiring dengan permintaan sarung tangan secara global.

“Pada kontrak mendatang selain Malaysia, produsen sarung tangan juga berasal dari beberapa negara seperti China, Thailand, Vietnam, Afrika Selatan, dan Amerika Serikat,” ujar Ridwan.

Penjualan MARK selama ini berorientasi pada pasar ekspor dengan komposisi sekitar 77 persen dan pasar domestik sekitar 33 persen. Porsi penjualan lokal meningkat menjadi 33 persen, dikarenakan hasil konsolidasi dengan perusahaan anak yang baru di akuisisi pada Juli 2020.

Penjualan ekspor dari MARK sendiri terus stabil dengan komposisi ekspor 95 persen dan domestik sebesar 5 persen mengingat negara yang menjadi tujuan ekspor utama MARK adalah Malaysia yang merupakan produsen sarung tangan yang memiliki 65 persen pangsa pasar sarung tangan di dunia.(DM03)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This