No menu items!

Bergeming, Menperin : Pabrik Baru Semen Hanya di Papua dan Maluku!

Must Read

Tegas dan bergeming. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan sikap yang tidak berubah tentang pengembangan pabrik semen baru di Tanah Air. Menurut dia, pendirian pabrik semen baru hanya bisa di Maluku dan Papua.

“Untuk pabrik semen baru posisi kami tidak berubah, ini juga sudah kami sampaikan secara tertulis kepada Presiden, dua Menteri Koordinator, dan diteruskan pada Kepala BKPM. Kami secara tegas hanya mengarahkan jika ada pembangunan pabrik semen baru maka harus ditempatkan di Papua dan Maluku,” kata Menperin Agus Gumiwang K dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI yang dikutip, Rabu (10/2/2021).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita

Menurut dia hal itu juga telah diutarakan sejak tahun lalu yakni pembatasan pembangunan pabrik semen baru. Agus juga menyebut untuk rencana pembangunan pabrik semen baru di Kutai Timur, Kalimantan Timur hingga kini masih dipertanyakan dalam due diligince-nya. Pasalnya, sejumlah syarat belum dapat dipenuhi para investornya.

Atas hal tersebut, Agus menegaskan lagi bahwa Kemenperin tidak akan berubah sikap dalam mengarahkan pabrik baru semen agar dapat terbangun di Papua dan Maluku.

Rencana pembangunan pabrik semen di Kutai Timur imerupakan investasi dari Hongshi Holdings untuk Bumi Etam. Diprediksi nilai investasi sekitar USD 1 miliar atau setara dengan Rp14 triliun.

Hongshi Holdings mengatakan bisa menyerap tenaga kerja di Kaltim sampai 13.000 orang. Selain itu juga memprediksikan bisa memproduksi 8 juta ton semen per tahun dan berkontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kutai Timur.

Kinerja industri semen tahun lalu tergolong tidak menggembirakan. Hanya Maluku dan Papua yang mengalami pertumbuhan positif penjualan semen yakni sebesar 9,6 persen.

Sementara kontraksi terdalam terjadi di Bali-Nusa Tenggara dan Jawa yaitu masing masing sebesar -13,7 persen dan -13,1 persen. Kemudian diikuti oleh Sulawesi, Kalimantan, dan Sumatera yang masing masing terkontraksi sebesar -11,8 persen, -10,8 persen, dan -3,9 persen.

Secara kumulatif, penjualan semen domestik sepanjang 2020 terkontraksi sebesar -10,4 persen jika dibandingkan periode tahun sebelumnya yakni 2019 sebesar 0,7 persen. Angka itu menjadi pertumbuhan terendah dalam 10 tahun terakhir.

Adapun untuk ekspor semen juga terkontraksi menjadi 9,3 juta ton. Walau demikian, pasar ekspor hanya sebesar 12,9 persen dibandingkan total produksi domestik. Artinya, belum signifikan mengangkat permintaan terhadap industri semen nasional.

Secara nasional, kondisi industri semen saat ini masih dalam kapasitas yang berlebih. Di mana kapasitas produksi industri semen terintegrasi di dalam negeri mencapai 100 jutaan ton per tahun, sementara konsumsi hanya sekitar 70 juta ton.(DM04)

Latest News

Genjot Peningkatan Produksi Pangan Asal Ternak, Kementan Gandeng Pelaku Usaha

Dalam upaya peningkatan produksi pangan, khususnya pangan asal ternak untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan tujuan ekspor, Kementerian Pertanian...

More Articles Like This