Penerapan multi-lane free flow (MLFF) akan mengurangi kemacetan di gerbang tol. Pasalnya, teknologi MLFF membuat pengendara tidak melakukan pembayaran di gerbang tol namun melalui dompet elektronik yang terhubung melalui satelit.
“Jadi saldo dalam dompet elektronik pengendara akan terpotong secara otomatis saat melewati gerbang tol,” ujar Danang Parikesit, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam situs resmi yang dikutip Minggu (14/2/2021).
Menurut BPJT, teknologi yang diterapkan pada MLFF adalah global navigation satellite system (GNSS). Teknologi ini merupakan sistem pembayaran menggunakan alat yang dipasang di kendaraan dan dibaca melalui satelit sehingga dapat meniadakan waktu transaksi di gerbang tol.
Penerapan MLFF akan membuat waktu transaksi di gerbang tol turun menjadi 0 detik. Jika dibandingkan, kegiatan transaksi gerbang tol dengan uang elektronik sekitar 4 detik. Adapun, waktu transaksi dengan uang kartal adalah sekitar 10 detik.
“Target pelaksanaan konstruksi MLFF dimulai pada 2021. Kemudian untuk implementasinya secara bertahap dimulai pada 2022, dan penerapannya berdasarkan lingkup wilayah, tidak per ruas tol,” kata Danang Parikesit.
Selain itu, menurut Danang, penerapan teknologi MLFF juga akan meminimalisir konsumsi bahan bakar kendaraan akibat berkurangnya transaksi di gerbang tol. Efisiensi ini ikut menghemat pemakaian BBM nasional.
BPJT telah menyiapkan pola saat penerapanMLFF. Tidak semua pembayaran di gerbang tol dihapus. Namun 50 % persen pembayaran menggunakan MLFF, 50% lagi sisanya untuk melayani pembayaran nontunai dengan uang elektronik.
Danang mengemukakan teknologi MLFF telah sukses diterapkan di beberapa negara. Solusi ini dinilai dapat memudahkan pengguna jalan karena melalui jalan tol tanpa hambatan, informatif, aman, nyaman, dan berkelanjutan.
Selain itu, ujar Danang, teknologi MLFF dapat meningkatkan efisiensi pendapatan tol, serta mengurangi tingkat kemacetan pada jam-jam padat.
Sebelumnya, Anggota BPJT Eka P. Anas mengatakan 41 ruas jalan yang akan menerapkan MLFF tersebar di Sumatra, Jawa, dan Bali. Ke-41 ruas tersebut merupakan bagian dari implementasi tahap pertama teknologi MLFF.
“Tapi, 41 (ruas jalan tol) itu bisa lebih nantinya. Nanti bertambah dengan sendirinya. Namun, prinsipnya ruas-ruas yang dominan, yang meliputi 80 persen lebih dari trafik (kendaraan jalan tol nasional),” tuturnya.
Proyek ini akan diimplementasikan di jalan tol sepanjang 1.713 kilometer dengan nilai investasi Rp4,06 triliun. Pemrakarsa proyek tersebut yaitu Roatex Ltd. Zrt., National Toll Payment Service Plc., MFB Hungarian Development Bank.
Eka berujar beberapa ruas jalan tol yang dimaksud adalah jalan tol yang berada di Jabodetabek, Trans Jawa, Surabaya, dan Semarang. Adapun, implementasi teknologi MLFF pada 41 ruas jalan tol tersebut ditargetkan akan rampung pada medio 2022.
Chief Representative Roatex Musfihin Dahlan mengatakan pihaknya akan melewati tahap penerapan Single Lane Free Flow (SLFF) dan langsung menerapkan MLFF. Pihaknya berencana memulai pengujian sistem transaksi tol nontunai nirsentuh (TTNN) berbasis MLFF pada kuartal I/2022.
“Pertengahan 2022 (target progresnya) sudah 50 persen. Tapi, kami ikut BPJT, kan kami mengerjakan proyeknya BPJT,” ucapnya.
Pihaknya diberi waktu selama 12 bulan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Musfihin mengemukakan teknologi MLFF tersebut paling cepat dapat diimplementasikan pada awal 2022.(DM04)